Jumat, 10 Desember 2010

SURAT TERBUKA MARNI MALAY ( KETUA IKATAN CENDIKIAWAN PEREMPUAN MINANG )

oleh PITUAH ADAT MINANGKABAU pada 09 Desember 2010 jam 12:19
 

SURAT TERBUKA MARNI MALAY ( KETUA IKATAN CENDIKIAWAN PEREMPUAN MINANG ),SEBAGAI TANGGAPAN TERHADAP  ; 
Surat Terbuka kepada Gubernur
oleh Asraferi Sabri pada 02 Desember 2010 jam 10:31
Harian Singgalang, Kamis, 02 Desember 2010

Kepada Yth ;
Bapak Gubernur Sumatra Barat 
Di 
Padang

Dengan hormat,
Assalammu'alaikum, Wr. Wb.
Salam kaitan ini terlebih dahulu perlu saya garis bawahi, bahwa saya tidak anggota gebu minang, dan tidak pula terlibat dalam kepanitiaan Kongres Kebudayaan Minang yang akan diadakan di Bukit Tinggi.

Surat ini saya sampaikan karena rasa prihatin saya atas usaha pihak-pihak yang tidak diketahui maksudnya, untuk mencegah diadakannya KKM di bukit tinggi  yang menurut saya dengan memakai alasan yang tidak berdasarkan hukum, adat maupun logika dan atau akal sehat.

Sebagai orang Minang di rantau, saya melihat memudarnya budaya adat minang dalam kehidupan masyarakat di Sumatra Barat, itu pulalah yang mendorong saya mendirikan Ikatan Cendikiawan Perempuan Minang , sehingga pada waktu saya membaca undangan akan di adakannya KKM di Bukit Tinggi saya sangat tertarik sekali untuk hadir, sebab apa yang menjadi tujuan panitia ternyata sejalan dengan apa yang menjadi tujuan organisasi perempuan minang yang saya dirikan, karenanya saya langsung mendaftar kan diri berikut sekitar 10 orang anggota pengurus ICPM.

Sungguh tidak dapat disangsikan lagi, kampung halaman bagi kami di rantau tetaplah kampung halaman yang sangat ka,i cintai, sehingga apapun yang terjadi di Sumatra Barat akan slalu menjadi perhatian orang rantau ; hujan ameh di rantau urang, hujan batu di kampuang kito, namun cinto kito tetap ka kampuang juo.

Saya dalam beberapa kali kesempatan sempat berbincang2 dengan ketua panitia KKM melalui chating di internet, dari perbincangan tersebut, saya ambil kesimpulan bahwa apa yg hendak di tuju oleh KKM adalah sama dan sebangun dengan cita2 saya di ICPM, yakni untuk menghidupkan kembali budaya adat di ranah minang yang dewasa ini hampir memudar, tidak relevan lagi dengan ; ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH !

Maka oleh karena itu membaca surat terbuka yang disampaikan untuk menolak dilaksankannya KKM saya sangat prihatin dan tidak habis mengerti, MAKSUDNYA APA ? ADA APA INI ? SIAPA YANG BERADA DI BALIK SEMUA INI ?

Berikut adalah tanggapan saya terhadap surat tersebut ;

1. Pak Irwan Di hari-hari belakangan ini saya sangat cemas dan khawatir. Saya melihat ada kesulitan besar —untuk tidak menyebut bahaya besar— yang akan menimpa daerah dan masyarakat Sumbar pada umumnya dan Minangkabau pada khususnya, bila kita tidak mampu bersikap arif. Masalahnya adalah rencana pelaksanaan Kongres Kebudayaan Minangkabau Gebu Minang (KKM-GM).  
Tanggapan 1 ;  Ini adalah ramalan atau tuduhan yang sangat tidak masuk diakal, sekaligus sangat menggelikan, bagaimana mungkin membicarakan budaya sendiri di kampung halaman sendiri disebut sebagai kesulitan atau bahaya besar ? dasar pemikirannya apa ? Bahwa dalam sebuah kongres tidaklah ada pemaksaan kehendak akan hasil akhir dari sebuah kongres, dimana apa yang dibuat sebagai draf oleh panitia, tentunya akan disepakati bersama kalau memang di setujui, dan karena ini berupa hukum adat, tentunya akibat hukum yang memaksa tidak ada dalam pelaksanaannya, lalu bahayanya apa dan atau terletak dimana ?

2. Saya menyadari bahwa Minangkabau bukanlah masalah dan tanggungjawab gubernur, karena gubernur itu untuk Sumbar. Seperti sikap pemerintah nasional, Pemprov Sumbar bisa pula bersikap bahwa kebudayaan daerah menjadi tanggungjawab para pendukungnya, pemerintah daerah hanya mendukung dan memfasilitasi.  
Tanggapan 2 ;  Jelas Minangkabau adalah tanggung jawab gubernur sebagai kepala pemerintahan, karena berada dalam wilayahnya, dan kebudayaan adalah suatu hal yang menjadi dasar kehidupan sosial masyarakat, yang sesuai dengan otonomi daerah, harus dilestarikan karena mana pembangunan daerah harus sejalan dengan pembangunan budaya masyarakat setempat, dalam hal ini apa dasar pemikiran penulis dengan memakai istilah ;' tanggung jawab para pendukung ?" apakah budaya Minang kabau anda samakan dengan sebuah organisasi atau kelompok yang dewasa ini banyak dibuat ? Sungguh dangkal dan na'ifnya anda !

3. Pak Irwan Setelah menyimak dan membaca rencana dan rancangan keputusan KKM, serta setelah mengikuti polemik di media massa, dialog, diskusi dan persuratan, saya melihat masyarakat Minangkabau telah terpecah antara yang mendukung dan yang menolak. Antara orang kampung dan orang rantau, bahkan telah meluas pada tuduhan sekular dan non-sekular, pelecehan kelembagaan, masalah pribadi, kasar, fitnah, mau benar sendiri, jauh dari perilaku beradat dan tak lagi saling menghormati.  
Tanggapan 3 ;
Bahwa apa yang disampaikan penulis dalam alinia ini tak lain dan tak bukan adalah apa yang dia dan kelompoknya lakukan dengan menakan diri ' DEBU MIANG", dalam bentuk akun facebook,  Sungguh dari namanya saja kita sudah merasa merinding, bagaimana debumiang bertebaran kemana2, itulah yang telah dan sedang mereka lakukan, entah dengan maksud apa ? Jadi tidak antara orang kampung dan orang rantau  !

4.Beberapa hal mendasar yang mencemaskan dan mengkhawatirkan bila KKM tetap dilaksanakan antara lain: Tanggapan 4 :

1.)  Berubahnya tatanan nilai dan adat istiadat Minangkabau dari budaya lisan menjadi budaya tertulis, yang pada ujungnya akan mematikan dinamika budaya Minangkabau sehingga akan mempercepat kematiannya. Apa benar KKM akan membuat budaya tertulis ? penulis mempunyai bukti ? Lagi pula sebetulnya menurut saya, justru akan lebih baik budaya Minangkabau mulai ditulis agar tidak hilang , seperti yang dilakukan Khalifah dalam menulis Al'Quran, agar kemudian bisa di pelajari untuk dipahami oleh masyarakat pada masa mendatang, karenanya, justru kalau tidak dari sekarang kita tulis ada kemungkinan budaya Minangkabau akan tinggal nama saja lagi. Bahwa  seiring dengan perkembangan zaman dan perjalanan waktu tentunya budaya itu akan berkembang pula dan akan dicatat oleh masyarakat digenerasi berikutnya, namun tentunya tetap pada acuan dasar ABS-SBK, dengan kata lain : sakali aia gadang , sakali tapian baraliah, namun baraliah , di tapi juo !

2.) Rusaknya tatanan kekeluargaan berbasis ibu (matrilineal) sebagaimana menjadi keinginan terselubung KKM-GM Ini benar2 fitnah yang tidak bertanggung jawab, karena saya juga telah membaca draf KKM itu , meskipun ada beberapa hal yang saya tidak sependapat, namun tidak ada memuat hal-hal yang disebutkan di point ini.

3.) Hilangnya kedaulatan “nagari sebagai satu kesatuan wilayah adat” sebagai akibat penyeragaman yang diinginkan kongres. Ini juga tidak benar, bahwa yang hendak dilakukan KKM sebagaimana hasil perbincangan saya dengan panitia, dan apa yang saya baca di draf itu, KKM hanyalah sarana untuk mengembalikan kehidupan masyarakat minang sesuai dengan ABS-SBK.

4). Terbangunnya lembaga budaya bam yang terstruktur dan hierarkhis di semua tingkat daerah ‘mendampingi’ struktur organisasi birokrasi pemerin tahan daerah yang ada sehingga akan terjadi dualisme.Waw, alangkah indah dan manisnya hasutan ini, bahwa apapun yang dihasilkan oleh KKM nantinya sudah pasti bukan hukum ositif dan sudah pasti juga bukan hal yang akan bertentangan dengan pemerintahan, sebab apa bila masyarakat minang hidup sesuai dengan budaya minang, maka aturan main termasuk cara2 menghormati pemimpin semua nya diatur oleh adat sedemikian rupa, yang akan mendorong kemajuan daerah. Pendek kata alinia ini menurut saya adalah alinia provokasi !

5). Terjadinya beda pendapat tajam yang bisa berujung bentrokan antara pendukung dan penentang dalam sidang kongres, yang bukan tidak mungkin akan merusak ketertiban dan keamanan daerah. Dari alinia ini saya menyadari, penulis tidak begitu memahami budaya demokrasi yang sejak lama sudah menjadi akar budaya dan kehidupan masyarakat minang, yang mana ; tagak samo tinggi duduak samo randah, basusun kayu di tungku, basilang mangkonyo iduik. Bahwa tentu saja kan ada perbedaan pendapat dalam kongres, justru itu bagaimana kita melaksanakan kongres itu sesuai dengan ketentuan adat, dan tentang akan terjadi kisruh keamanan, tentunya dengan kerjasama yang baik dengan aparat keamanan setempat ini bukanlah hal yang perlu ditakutkan !

6.) Memperlebar jarak antara budaya dan masyarakat Minangkabau dengan pemerintah daerah Sumatra BaratBahwa di era otonomi ini justru pemerintah dituntut untuk mengembangkan budaya setempat dan atau d pelaksanaan pembangunan daerah sesuai dengan kebutuhan dan budaya sosial masyarakat setempat, Atas dasar pemikiran apa penulis surat ini berpendapat demikian, bukankah ini juga bentuk2 provokasi ?

7). Hilangnya kepercayaan masyarakat Minangkabau kepada otoritas kepemimpinan di daerah, khususnya dan kepada Pemprov Sumbar pada umumnya. Dalam budaya Minangkabau, menghormati pemimpin ada aturan adatnya, seperti ; rajo adil rajo di sambah, rajo lalim rojo disanggah . Bahwa apabila adat dipakai dalam kehidupan masyarakat Mianang, maka pemimpin yang amanah akan mendapat tempat yang sangat mulya, sehingga akan mendorong majunya Sumatra Barat.

8) Terpecahnya budaya dan adat Minangkabau karena KKM-GM tidak mengikutkan masyarakat adat Minangkabau yang ada di luar Sumbar seperti di Bangkinang/Kampar (Riau), Kerinci (Jambi), Negeri Sembilan (Malaysia) dll. Ini juga sangat menggelikan, karena undangan disamping dikrim langsung juga disampaikan secara terbuka secara online melalui internet, guna terjangkaunya tempat2 yang jauh !  

Tanggapan 5; PENUTUP

Bapak Gubernur yang kami mulyakan,

Sesuai dengan draf yang saya baca, tentunya bapak juga sudah membacanya, dan hasil perbincangan saya dengan Bapak Safaarudin, ketua panitia KKM, tak lain dan tak bukan, ini diadakan untuk mengembalikan kehidupan soisial masyarakat Minang kabau sesuai dengan ADAT BASANDI SYARAK SYARAK BASANDI KITABULLAH, omong kosong segala hal yang disampaikan bertentangan dengan itu. Bahwa saya yakin Bapak cukup cerdas untuk tidak terdokrinasi oleh penulis dan kelompok2 lainnya yang menentang KKM entah dengan maksud apa, ada apa dan siapa dibelakangnya ? Demikian yang dapat saya sampaikan.
Bekasi, 6 Desenber 2010.
Wassalam ,
MARNI MALAY

___________________________________________________________________________________________________

INILAH SURAT ITU !

Surat Terbuka kepada Gubernur
oleh Asraferi Sabri pada 02 Desember 2010 jam 10:31
Harian Singgalang, Kamis, 02 Desember 2010
Surat Terbuka kepada Gubernur

HAWARI SIDDIK

Saya tulis surat ini dengan dua harapan. Pertama, semoga bapak serta keluarga dan segenap staf berada dalam keadaan sehat untuk dapat melaksanakan tugas memimpin Sumatra Barat dengan dengan sebaik-baiknya. Kedua, semoga bapak dapat menangkap maksud surat ini dengan baik, karena dia keluar dari hati dan kecintaan pada daerah ini.

Pak Irwan Di hari-hari belakangan ini saya sangat cemas dan khawatir. Saya melihat ada kesulitan besar —untuk tidak menyebut bahaya besar— yang akan menimpa daerah dan masyarakat Sumbar pada umumnya dan Minangkabau pada khususnya, bila kita tidak mampu bersikap arif. Masalahnya adalah rencana pelaksanaan Kongres Kebudayaan Minangkabau Gebu Minang (KKM-GM).

Saya menyadari bahwa Minangkabau bukanlah masalah dan tanggungjawab gubernur, karena gubernur itu untuk Sumbar. Seperti sikap pemerintah nasional, Pemprov Sumbar bisa pula bersikap bahwa kebudayaan daerah menjadi tanggungjawab para pendukungnya, pemerintah daerah hanya mendukung dan memfasilitasi.

Namun siapa bisa memungkiri bahwa Sumbar adalah “rumah”nya Minangkabau, bahwa mayoritas penduduknya adalah orang Minangkabau, bahwa bapak dan wakil bapak adalah pemangku adat dan ninik mamak Minangkabau, bahwa apapun yang bapak rencanakan untuk Sumbar pasti berkaitan dengan masyarakat dan budaya Minangkabau. Maka adalah sangat tidak bijak bila bapak selaku Gubernur Sumbar bersikap netral, dan menutup diri menyikapi bahaya yang akan menimpa Minangkabau.

Pak Irwan Setelah menyimak dan membaca rencana dan rancangan keputusan KKM, serta setelah mengikuti polemik di media massa, dialog, diskusi dan persuratan, saya melihat masyarakat Minangkabau telah terpecah antara yang mendukung dan yang menolak. Antara orang kampung dan orang rantau, bahkan telah meluas pada tuduhan sekular dan non-sekular, pelecehan kelembagaan, masalah pribadi, kasar, fitnah, mau benar sendiri, jauh dari perilaku beradat dan tak lagi saling menghormati.

Sampai hari ini saya tidak melihat secercah pun titik temu. Tanpa menghiraukan penolakan dari hampir seluruh lapisan masyarakat di kampung dan perantauan, GM tetap saja akan melaksanakan kongres pada tanggal 12-13 Desember 2010.

Beberapa hal mendasar yang mencemaskan dan mengkhawatirkan bila KKM tetap dilaksanakan antara lain:

1. Berubahnya tatanan nilai dan adat istiadat Minangkabau dari budaya lisan menjadi budaya tertulis, yang pada ujungnya akan mematikan dinamika budaya Minangkabau sehingga akan mempercepat kematiannya. 2. Rusaknya tatanan kekeluargaan berbasis ibu (matrilineal) sebagaimana menjadi keinginan terselubung KKM-GM.

2. Rusaknya tatanan kekeluargaan berbasis ibu (matrilineal) sebagaimana menjadi keinginan terselubung KKM-GM

3. Hilangnya kedaulatan “nagari sebagai satu kesatuan wilayah adat” sebagai akibat penyeragaman yang diinginkan kongres.

3. Terbangunnya lembaga budaya bam yang terstruktur dan hierarkhis di semua tingkat daerah ‘mendampingi’ struktur organisasi birokrasi pemerin tahan daerah yang ada sehingga akan terjadi dualisme.

5. Terjadinya beda pendapat tajam yang bisa berujung bentrokan antara pendukung dan penentang dalam sidang kongres, yang bukan tidak mungkin akan merusak ketertiban dan keamanan daerah.

6. Memperlebar jarak antara budaya dan masyarakat Minangkabau dengan pemerintah daerah Sumatra Barat

7. Hilangnya kepercayaan masyarakat Minangkabau kepada otoritas kepemimpinan di daerah, khususnya dan kepada Pemprov Sumbar pada umumnya.

8. Terpecahnya budaya dan adat Minangkabau karena KKM-GM tidak mengikutkan masyarakat adat Minangkabau yang ada di luar Sumbar seperti di Bangkinang/Kampar (Riau), Kerinci (Jambi), Negeri Sembilan (Malaysia) dll.

Saya tahu bapak telah meminta GM untuk tidak memaksa diri menetapkan tanggal pelaksanaan kongres, namun permintaan itu tidak dihiraukan. Alasan penetapan jadwal adalah karena masa kerja kepengurusan GM akan berakhir tahun ini. Sebuah alasan yang sungguh tak masuk akal karena mempertaruhkan nasib kebudayaan dan harga diri masyarakat Minangkabau. Saya curiga ada yang disembunyikan di balik itu!

Perilaku para penggagas dan panitia kongres ini, sungguh sangat menyakitkan, seakan menantang kita di kampung. Saya tidak semua pengurus GM mendukung kongres sebagaimana banyak pernyataan yang kami terima. Panitia pun kelihatan tidak lagi mampu bersikap jujur seperti dengan memutarbalikkan hasil dialog dengan pemuka adat Nagari Kurai Limo Jorong, Kota Bukittinggi, tanggal 21 Nopember yang lalu, sebagai terbaca di internet. Begitu juga yang terjadi dalam dialog apa yang disebut Pra Kongres di Gubernuran, 12 Oktober yang lalu.

Tak bisa saya bohongi, terkadang saya berpikir, siapa sih sesungguhnya GM itu, apa sih yang telah diperbuat dan dirancangnya untuk Minangkabau? Kok bisa-bisanya dia datang dan menepuk dada di depan kita yang tengah hidup damai dengan Minangkabau. Kita tidak pernah berhenti berbuat untuk Minangkabau tetapi jelas tidak seperti yang mereka pikirkan.

Maka, Pak Gubernur, dari hati paling dalam saya berharap, bersikaplah Bapak. Tolonglah carikan jalan agar rencana untuk berkongres itu dibatalkan saja atau kalau mau berkongres juga, lakukanlah di rantau saja. Tolonglah Pak, demi harga diri kita dan keinginan kami untuk meningkat kepercayaan dan harapan kami kepada bapak. (*) 

Catatan tambahan untuk menjelaskan:
1. GM adalah kependekan Gebu Minang
2. Tulisan aslinya baca di koran Harian Singgalang atau lihat versi web di

Harian Singgalang : Surat Terbuka kepada Gubernur HAWARI SIDDIK 
· · Bagikan
  • 28 orang menyukai ini.
    • PITUAH ADAT MINANGKABAU ‎.
      sebagai wahana pencerdasan kita anak kamanakan di ranah minang jo di parantauan, sabab jalan manuju musyawarah jo mufakaik mamaralukan kasabaran jo keikhlasan, sumago bermanfaat, amin ya Rabbal alamin.
      14 jam yang lalu · ·
    • Anthon Lubuk ha..ha..ha..yang perlu di cari adalah siapa di Belakang KKM?..... siapa yang membiayainya?... tentu ada kepentingan.... kalau di tanya siapa di belakang Hawari Siddik??? ha..ha..ha... jalan2lah ke Padang...semua ada di belakang dia...macam2 ..mulai dari gembel sampai pejabat tinggi, mulai si miskisn sampai si kaya, Hawari sendiri..dia bukan orang x paham Minangkabau, jadi anda pergilah ke MInang, belajar ke sana, jangan berteriak2 di bekasi itu saja...
      14 jam yang lalu · · 1 orangMemuat... ·
    • Anthon Lubuk kalau adat pun sudah di bakukan, Minangkabau akan mudah di jual...you kira Ninikmamak di kampung ini bodoh semua?... you baru mau mulai, ninikmamak sudah sampai ke seberang....! Pak, Iwan, kalau memang anda seorang penghulu Minangkabau, dan di sumpah kewi menurut Adat Minangkabau, anda tentu lah paham hal ini....
      14 jam yang lalu · ·
    • Dedy Purwanto Saya sekolah di sumbar sampe kuliah
      ,kok indak salah si " gebu minang" ko memang samo Jo miang parangai nyo
      Minta maaf Jo alim ulama, ninikmamak Jo cadiak pandai tolong di luruih kan
      14 jam yang lalu · ·
    • Boyke Ilham Sulaiman GEBU MINANG vs DEBU MIANG HASILNYA generasi baru yang namanya: ??????????????????
      14 jam yang lalu · ·
    • Shou Gie ambo mmng d' tau psti dsar pnolakan d ado kan nyo..KKM-GM tu..tp kto hrs mncliak k sejarah...klo ado usao dri pihak2 trtntu tu' mnghilang kan kbudayaan minang kabau...dng istlah penjawaan...jan smpai penolak..d tunggangi oleh pihak2 yg punyo kpntingan d dlam tu...! skdar renungan...
      14 jam yang lalu melalui Facebook Seluler · ·
    • Raffik Dylova Pak gubernur tolong kumpulkan utusan kedua belah pihak...duduakan , bicarakan apa solusi masalah semua ini....sedih, di saat minang sudah pudar, sumbar terpuruk...malah ada konflik sesama, harusnya kito basatu ......utk mancari solusi basamo samo..bukan nya saling hujat menghujat sesama dan ego masing2 kelompok...ayoo mari kito berpikiran jernih...basatu basamo ninik mamak, alim ulama, cadiak pandai beserta bundo kanduang dan pemuda paga nagari......bangkikkan kejayaan urang minanggg
      13 jam yang lalu melalui Facebook Seluler · ·
    • Rajo Alam
      kaluak paku
      kacang balimbiang
      tampuruang lengang lenggokan
      anak dipangku
      kamanakan dibimbiang
      ...URANG KAMPUANG DIPATENGGANGKAN

      tu nan paralu bana
      Anjalai tumbuah dimunggu,
      sugi sugi dirumpun padi.
      Supayo pandai rajin baguru,
      supayo tinggi naikan budi....

      yang paralu tu tindakan ndak bakato doh,
      urang nan cadiak tu bakarajo baru bakato,bakato sasuai jo nan dikarajoannyo
      Lihat Selengkapnya
      13 jam yang lalu · ·
    • Yulli Ismail Koto Gebu Minang itu perannya bagi masyarakat apa ya?? Maaf saja,sasudah di pimpin pak Emil Salim saya tidak ada mendengar gaungnya.apalagi semenjak nagari2 banyak dilanda bencana.
      13 jam yang lalu melalui Facebook Seluler · ·
    • Yulli Ismail Koto Yang paling mendasar dibutuhkan masyarakat di nagari2 adalah peningkatan taraf perekonomian,kalau taraf ekonomi sudah terpenuhi dengan sendirinya masyarakat akan bisa menjaga adat dan kebudayaan nya.
      13 jam yang lalu melalui Facebook Seluler · ·
    • Propinsi Minangkabau
      ‎- Berulangnya kembali pertarungan pemikiran antara Dt. Katumanggungan (Si Mumbang Jatuah) dengan Dt. Perpatih Nan Sabatang (Si Lamo-lamo/Si Gamak-gamak) yang menghasilkan Minangkabau (system).
      - Mengapa harus "TAKUT" beradu pemikiran untuk... menghasilkan ADAT DIPAKAI BARU demi GENERASI MASA DEPAN Minangkabau
      - Yang namanya Minangkabau, terdiri dari Darek dan Rantau, ada Urang Kampuang dan Urang Rantau.
      - Tidak ada "Siapa yang SALAH, Siapa yang BENAR (SEJARAH BERULANG KEMBALI)
      Lihat Selengkapnya
      13 jam yang lalu · · 1 orangMemuat... ·
    • Arnovi St Pangulu APOBILO DUO KELOMPOK TELAH BERDEBAT DAN BERSITERU, DAN TIDAK MENGHASILKAN APA-APA, MAKA JAUHILAH... KARNA KEDUA-DUANYA AHLI NERAKA.......
      12 jam yang lalu · · 2 orangMemuat... ·
    • MenArmedi Edi Koto
      Dari awal saya sudah menulis di FB ini duduklah satu meja musyawarah mufakat , tapi GM KKM selalu saja aktif dengan gerakannya entah adat yang mana mereka pakai .
      Pro Kontra KKM itu seharusnya tidak terjadi demikian , biarkan saja saudara ki...ta yg mau ber KKM itu dan kalau bagus diterima kalau tidak dibuang , ini yg menolak sudah menciptakan budaya hadang menghadang , ha ha ngakunya Intelektual , Cendikiawan .
      Kadang2 berprilaku mendahului Tuhan ...masyaallah.....
      Lihat Selengkapnya
      11 jam yang lalu · · 2 orangMemuat... ·
    • Kuning Biru Merah Yang paling saya takutkan dalam hal ini adalah terjadinya perpecahan atau dualisme Minangkabau, semisal Minangkabau mudo dan Minang kabau tuo, atau senada dengan itu, sebab kalau terjadi suatu perse lisihan yang tidak bisa didamaikan kemunkinan itu bisa terjadi akan ada nanti Minang kabau yang mempunyai undang2 dan peraturan tertulis dan Minang kabau dengan hapalan di mulut, mengenai pengnutnya bisa di rantau,bisa di kampung dan bisa bercampur baur, bagaimana lah jadinya? Antahlahnyo yuang eh
      11 jam yang lalu · ·
    • St Pangeran
      Terima saja dengan lapang dada, kalau memang KKM versi GM yg di izinkan oleh Gubernur, LKAAM, MUI, Bundo Kanduang dan ormas2 lainnya...,Itu semua telah melalui dialog dan musyawarah semua elemen.......Kenapa mesti Basikareh...!!! Indak guno... Bakareh bariah....tando awak badunsanak.
      Wassalam
      Lihat Selengkapnya
      9 jam yang lalu · ·
    • Propinsi Minangkabau
      Sejarah telah mencatat, bahwa telah terjadi di Minangkabau pertarungan pemikiran, malahah juga menimbulkan korban nyawa, yaitu Pertarungan antara Dt. Katumanggungan VS Dt. Perpatih Nan Sabatang, Kaum Paderi VS Kaum Adat, Kaum Tuo VS Kaum Mu...do.
      Semuanya menghasilkan meningkatnya PERADABAN MINANGKABAU.
      Kini dapat dikatakan Pertarungan Urang Kampuang VS Urang Rantau, PANGGUNGNYA sudah ada, apa BERANI adu PEMIKIRAN, kita tunggu HASILNYA ?????
      Lihat Selengkapnya
      7 jam yang lalu · ·
    • MenArmedi Edi Koto Benar adu pemikiran .
      7 jam yang lalu · ·
    • Minangmaimbau Sumut
      Luar Biasa Ternyata PANITIA Kongres Kebudayaan Minangkabau, Setelah Kami Cek Urang Minang nan bakumpue di SIDNEY,Wasington DC, Roterdam, Kairo, Malaysia, Brunai Darusalam, Singapure, Soul, Hongkong (mereka tidak kenal yang namanya Kongres K...ebudayaan Minangkabau). kami dapat simpulkan ternyata PANITIA tsb GADANG SARAWA, karena tidak mampu memahami arti dan makna KONGRES. tidak paham skala KONGRES, tidak paham cakupan KONGRES, tidak paham kedalaman kajian suatu KONGRES. kami berpesan jangan asal2an buat kalimat. ingat cakupan KONGRES itu luas, kalau org bukit tinggi aja yg terlibat itu bukan KONGRES. ingat cerdasnya org bukan karena kebekuan karena udara yg sejuk tapi ENCERnya pemikiran, mampunya memahami sebab dan akibat. (sudahkah terlibat Minangkabau yg ada di Bangkinang/Kampar (Riau), Kerinci (Jambi), Negeri Sembilan (Malaysia) dan orang2 Minang yang ada di seluruh Wilayah Republik Indonesia dan Orang2 Minang yang ada di Berbagai Negara Belahan DUNIA ini kalau SEMUA ITU tidak Telibat berarti Kngres Tsb TIDAK SAH.....TIDAK SAH.....TIDAK SAH.....TIDAK SAH.....TIDAK SAH.....TIDAK SAH.....TIDAK SAH.....TIDAK SAH.....TIDAK SAH.....TIDAK SAH.....TIDAK SAH.....TIDAK SAH.....TIDAK SAH.....TIDAK SAH.....TIDAK SAH.....TIDAK SAH.....TIDAK SAH.....TIDAK SAH.....TIDAK SAH.....TIDAK SAH.....TIDAK SAH.....TIDAK SAH.....TIDAK SAH.....TIDAK SAH.....TIDAK SAH..... ( Mohon Panitianya di TINJAU ULANG ) UTK SEMENTARA BATALKAN ITULihat Selengkapnya
      6 jam yang lalu · · 1 orangMemuat... ·
    • Minangmaimbau Sumut Bagaimana munculnya sebuah keputusan/kesepakatan yang CEMERLANG, kalau yang memutuskan itu hanya sekelumit orang, MUSTAHIL
      6 jam yang lalu · · 1 orangMemuat... ·
    • Minangmaimbau Sumut Provinsi Minangkabau tu luas cakupan wilayahnyo Mak => Wilayah Sumatera Barat, RIAU, JAMBI, NEGERI SEMBILAN (MALAYSIA) dll, LAI KATAKAMEHAN TU. indak ciek negara tu mah
      6 jam yang lalu · ·
    • Minangmaimbau Sumut Provinsi Minangkabau tu luas cakupan wilayahnyo Mak => Wilayah Sumatera Barat, RIAU, JAMBI, NEGERI SEMBILAN (MALAYSIA) dll, LAI KATAKAMEHAN TU. indak ciek negara tu mah. caliak la tu KEPULAUAN MENTAWAI, Kabaunyo se alah di PALANG SALIP, Adaik Basadi Syarak, Syarak Basandi Kitabullahnyo alah hilang tandeh, makonyo murka tuhan dibueknyo saingo dihantam SUNAMI, itu peringatan tu mah, sia nan kabatangguang jawab, ijan batangka se sanak2 ambo nan maraso gadang tu, Paelokan Lah Manusia2 nan ado MANTAWAI TU.
      5 jam yang lalu · ·
    • St Pangeran Maaf diralat.....KKM batal, yang akan dilaksanakan SEMINAR ADAT MINANG KABAU GEBU MINANG.......semoga dunsanak maklum
      3 jam yang lalu · ·
    • Syam Hidayat
      Pak minang kabau Sumut, tajam tegas dan lugas ulasan anda, semoga bermanfaat untuk kita semua.
      Dulu Nenek saya almarhumah berpesan kepada kami cucunya, dalam menyelesaikan masalah mengaculah kepada cara cara ORANG KAMPUNG membuat KALAMAI, ku...rang aduak, cirik kambiangan, talampau aduak bapalantingan. dalam masalah yang kita hadapi ini masuk kategori manan ini, cirik kambingan ( bergumpal gumpal ) atau bapalantingan.....saya pun tak tau..mhn maaf kalau tdk pada tempatnyaLihat Selengkapnya
      2 jam yang lalu · ·
    • PITUAH ADAT MINANGKABAU sanak Syam, kami peringatkan di page PAM ini kito menjunjung budi pekerti tata cara berkomunikasi sebagaimana nan diwarihkan niniak moyang kito sajak daulu, sebagai admin, kami berhak membanned dunsanak untuk menjaga tatabahasa, apalagi angku alah baanak bini, alah sapatuiknyo pulo bakato bantuak saurang mamak di minangkabau, salam ta'zim
      sekitar sejam yang lalu · ·
    • Syam Hidayat ADM PAM, mohon maaf kalau saya salah berucap namun yang saya maksud dari kata kata saya diatas tdk lain hanya kita harus berhati hati dalam segala hal tidak ada maksud tertentu apalagi untuk merendahkan atau menyindir satu atau yang lain, walaupun demikian saya ucapkan terima kasih untuk masukannya
      sekitar sejam yang lalu · ·
    • St Pangeran
      Maaf.....saya ingin berpendapat, mungkin maksud dari pak Syam Hidayat ini...dalam menghadapi suatu maksud atau tujuan hendaklah mengunakan cara yang ideal artinya pertengahan (talampau kacau jo kurang kacau).....perumpamaan dari (balantinga...n jo bagumpa)l barangkali hasil yang didapat sia-sia....sedang wacana yang dibicarakan diibaratkan Kalamai sementara orang kampung untuk menunjukan orang2 yang membahas adat atau tata cara hidup dalam masyarakat.....( baa nan baik ko , baa lai supayo rancaknyo)
      Wassalam
      Lihat Selengkapnya
      58 menit yang lalu · ·
    • SuhArmen Kini
      ‎@Pak Syam; Tidak usah minta maaf. Kalimat yang dimanis-maniskan sebagaimana dipertontonkan admin PAM sesungguhnya contoh yang jauh lebih buruk dari paparan Pak Syam sendiri, sekalipun ybs selalu mengakhiri kalimatnya dengan salam ta'zim.

      M...erasa benar dan besar sendiri seperti diperlihatkan admin PAM adalah perilaku yang kurang terpuji dan selayaknya diperbaiki oleh ybs. Bagi komentator yang baru bergabung di laman PAM ini saya anjurkan untuk juga mempelajari cara admin PAM sendiri dalam membangun komunikasi, apokah "alah" minang atau "alun"?Lihat Selengkapnya
      45 menit yang lalu · ·
    • Syam Hidayat
      Pak Sutan , pak suharmen, meminta maaf itu bagi saya bukan hal yang tabu pak, itu harus dan wajib hukum nya , boleh jadi saya yang salah menyampaikan atau orang yang salah terima.
      Menurut pendapat saya PITUAH itu artinya PESAN dan yang saya ...tuliskan itu juga pesan.
      Isi yang tersirat dari pesan tersebut menurut saya salah satunya adalah KENDALI EMOSI .
      Kurang kacau akan bergumpal saya fahami sbg kekeurang seriusan atau santai santai saja tentu hasilnya akan kurang baik.
      Talampau kacau akan baserak serak saya fahami sbg TERLALU bersemangat hasilnya juga kurang baik.
      pituah ini sungguh dalam maknanya minimal untukl saya, tapi kalau itu dianggap kurang baik , kita juga harus lapang dada kan sanak ?.
      Kalaupun harus di banned itu resiko, barangkali di tempat lain kita bisa berbagi........cari aman saja kawan kawan.
      Lihat Selengkapnya
      36 menit yang lalu · ·
    • SuhArmen Kini
      ‎@Pak Syam H; Saya bisa memahami uraian Pak Syam tersebut di atas tapi permintaan maaf Pak Syam terkesan muncul sebagai buah ancaman admin PAM. Artinya, admin bisa menyalah-artikannya dan merasa kebiasaan mengancam sudah tepat untuk dilesta...rikan.

      Apakah mengancam-ancam orang lain sembari mengata-ngatai juga bukan sebuah kesalahan yang harus dimaafkan walau ybs tidak meminta maaf?
      Lihat Selengkapnya
      26 menit yang lalu · ·
    • St Pangeran
      Menurut saya pihak admin PAM tolong juga jadi penengah, bukan menghakimi apalagi ini forumnya Pituah Adat Minang...lakukan dengan elegan (istilah kini) bukan main vonis (banned)....mari kita bicara Pituah Adat dengan cara beradat tentunya........artinya dibalik-balik dulu baru diibalas, pandai baliku dinan tarang, pandai balinduang di nan paneh...pandai maambiak patangahan, agar maksud pencerahan Pituah Adat tu tapek sasaran.
      Jangan main tembak badia jo mariam
      Lihat Selengkapnya
      22 menit yang lalu · · 1 orangMemuat... ·
    • SuhArmen Kini Ralat; Apakah mengancam-ancam orang lain sembari mengata-ngatai juga bukan sebuah kesalahan yang harus dimaafkan walau ybs (ADMIN PAM) tidak berani meminta maaf?
      17 menit yang lalu · ·
    • Syam Hidayat
      pak suharmen, kalau kita benar mengapa harus takut dengan ancaman, permintaan maaf itu juga tdk merendahkan kita toh, karena itu memang budaya kita di minangkabau yang harus kita pelihara.
      hal yang paling berat memang mememafkan orang yang t...idak meminta maaf, tapi mengapa kita harus membebani diri kita dengan kesalahan orang lain , kita doakan saja semoga pada suatu saat ybs menyadari kekeliruannya .Lihat Selengkapnya
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KOMENTAR ANDA, KRITIK DAN SARAN DARI ANDA AKAN MEMBUAT BLOG INI BERMANFAAT !

Label

Translate

aku dan sabrina, my classmate

aku dan sabrina, my classmate