Minggu, 02 Januari 2011

FILSAFAT HIDUP MEMPERMUDAH ORANG MINANG KABAU DALAM MEMBINA IMAN ISLAMI !


( 1 ). ALAM TAKAMBANG JADI GURU
Panakik pisau sirauik
ambiak galah batang lintabuang
silodang ambiak ka niru
nan satitiak jadikan lauik
nan sakapa jadikan gunuang
alam takambang jadi guru

"Alam Minangkabau", konon demikianlah orang Minang mnyebut tanah airnya, Alam bagi mereka adalah segala-galanya, bukan hanya sebagai tempat lahir dan mati, atau tempat hidup dan berkembang, melainkan juga mempunyai makna fisiologi, seperti yang diungkapkan dalam pepatah di atas, maka tidak mengherankan kalau ajaran dan pandangan hidup orang Minang dinukilkan dalam pepatah, petitih, mamangan dan yang lainnya yang mengambil ungkapan dalam bentuk, sifat dan kehidupan alam, yang digambarkan dalam berbagai ungkapan, baik secara langsung  ataupun tidak langsung berupa kiasan atau sindirandan seperti  pepatah tersebut di atas yang merupakan pilsafat pokok atau dasar kehidupan orang Minangkabau.

Bahwa sesuai dengan sejarah, adat terlebih dulu masuk ke Ranah Minang, barulah kemudian datang Agama Islam, itulah sebabnya dalam Budaya Minangkabau berlaku ketentuan :

“ SYARAK MANDAKI, ADAT MANURUN, SYARAK MANGATO , ADAT MAMAKAI “

Artinya, seluruh ketentuan adat dapat dijalankan sepanjang sesuai dengan Ajaran Agama Islam,
Bahwa oleh karena Adat Minangkabau berpedoman kepada ketentuan alam, maka masuknya agama Islam di Minangkabau langsung diterima oleh masyarakat. umumnya, walaupun dalam sejarah pernah terjadi perang PADRI yang sesungguhnya itu tak lain dan tak bukan politik ' de vide et ampera yg di jalankan oleh penjajah belanda !
1
Bahwa pilsafat dasar Adat Minangkabau, "Alam Takambang Jadi Guru".jelas sesuai dengan firman Allah S.W.T yang terdapat dalam Al-Qur'anul Karim tentang mempelajari alam itu bagi orang-orang yang berfikir, antara lain dapat kita lihat dalam ;

1
Al-Quran Surat Yunnus Ayat 101.
Katakanlah: "Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfa'at tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman". 

Dalam ayat ini Allah menjelaskan perintah Nya kepada rasul Nya agar dia menyuruh kaumnya untuk memperhatikan dengan mata kepala mereka dan dengan akal budi mereka segala yang ada di langit dan di bumi. Mereka diperintahkan agar merenungkan keajaiban langit yang penuh dengan bintang-bintang, matahari dan bulan, keindahan pergantian malam dan siang, air hujan yang turun ke bumi, menghidupkan bumi yang mati, menumbuhkan tanam-tanaman, dan pohon-pohonan dengan buah-buahan yang beraneka warna dan rasa. Hewan-hewan dengan bentuk dan warna yang bermacam-macam hidup diatas bumi, memberi manfaat yang tidak sedikit kepada manusia. Demikian pula keadaan bumi itu sendiri yang terdiri dari gurun pasir, lembah yang terjal, dataran yang luas, samudera yang penuh dengan berbagai ikan yang semuanya itu terdapat tanda-tanda keesaan dan kekuasaan Allah.

Indahnya filsafat hidup orang Minangkabau tersebut dalam membina Iman Islami masyarakatnya dapat kita lihat pada  pepatah di atas ;

" Nan satitiak jadikan lauik, nan sa kapa jadikan gunuang " ,  

artinya berapapun hasil yang diperoleh dalam suatu usaha dan atau dalam menerima pemberian orang lain, harus tetap diterima dan disyukuri dengan ihklas, 

sedangkan, 

" alam ta kambang jadi guru ", merupakan anjuran untuk slalu introspeksi diri, agar selalu belajar dari tanda-tanda alam dan kejadiannya, bahwa hasil usaha atau pemberian orang sedikit atau banyak tentu ada sabab musababnya, ( Setelah masuk Islam barulah diketahui bahwa manusia hanya berusaha Allah yang menentukan, Subhanallah ! ). 

Sungguh, penulis yakin, keindahan filsafat tersebut hanya akan dapat dirasakan oleh orang-orang yang berfikir dan yakin kepada Allah !.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KOMENTAR ANDA, KRITIK DAN SARAN DARI ANDA AKAN MEMBUAT BLOG INI BERMANFAAT !

Label

Translate

aku dan sabrina, my classmate

aku dan sabrina, my classmate