Rabu, 22 Desember 2010

SITI MANGGOPOH , SINGA BETINA DARI RANAH MINANG !

SITI MANGGOPOH , SINGA BETINA DARI RANAH MINANG !

oleh Uni Marni Malay pada 22 Desember 2010 jam 21:55
Hari Ibu, ITU LAHIR DAN DITETAPKAN OLEH KONGRES WANITA iNDONESIA PADA TAHUN 1938, tak ada keterangan sejarah tentang hasil kongres itu dan konsekwensi logisnya , selain berupa sketsa umum yaitu perjuangan jender. Dan dalam perjalanannya hari ibu berubah makna jadi hari untuk menyayangi ibu, bukan lagi tentang perjuangan gender.
Pada hal kewajban manusia untuk mengasihi ibu itu adalah hal ysng sudah semestinya.....!
Entah mengapa, nuraniku lebih condong mengartikan hari ibu sebagai hari memperingati perjuangan wanita Indonesia dalam melawan penjajah, yang konon hampir tak terangkum dalam sejarah, seperti halnya si ' SINGA BETINA DARI RANAH MINANG ' SITI MANGGOPOH, dengan mana kita akan dapat memberikan dorongan semangat kepada generasi muda untuk meneladani beliau. untuk inilah catatan ini aku tulis, dengan mengambil sumber dari Wikipedia, semoga ada manfaatnya !
Bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai pahlawannya !
Siti Mangopoh adalah pejuang wanita dari desa kecil terpencil di Kabupaten Agam, Sumatra Barat. Dilahirkan bulan Mei 1880, Siti Manggopoh pada tahun 1908 melakukan perlawanan terhadap kebijakan ekonomi Belanda melalui pajak uang (belasting). Gerakan rakyat untuk menolak kebijakan belasting di Manggopoh disebut dengan Perang Belasting.Peraturan belasting dianggap bertentangan dengan adat Minangkabau. Sebab, tanah adalah kepunyaan komunal atau kaum di Minangkabau.
Peristiwa yang tidak bisa dilupakan Belanda adalah gerakan yang dilakukan Siti Manggopoh pada tanggal 16 Juni 1908. Belanda sangat kewalahan menghadapi tokoh perempuan Minangkabau ini sehingga meminta bantuan kepada tentara Belanda yang berada di luar nagari Manggopoh.
Dengan siasat yang diatur sedemikian rupa oleh Siti, dia dan pasukannya berhasil menewaskan 53 orang serdadu penjaga benteng. Sebagai perempuan Siti Manggopoh cukup mandiri dan tidak tergantung kepada orang lain. Ia memanfaatkan naluri keperempuanannya secara cerdas untuk mencari informasi tentang kekuatan Belanda tanpa hanyut dibuai rayuan mereka.Ia pernah mengalami konflik batin ketika akan mengadakan penyerbuan ke benteng Belanda. Konflik batin tersebut adalah antara rasa keibuan yang dalam terhadap anaknya yang erat menyusu di satu pihak dan panggilan jiwa untuk melepaskan rakyat dari kezaliman Belanda di pihak lain, namun ia segera keluar dari sana dengan memenangkan panggilan jiwanya untuk membantu rakyat. Tanggung jawabnya sebagai ibu dilaksanakan kembali setelah melakukan penyerangan. Bahkan anaknya, Dalima, dia bawa melarikan diri ke hutan selama 17 hari dan selanjutnya dibawa serta ketika ia ditangkap dan dipenjara 14 bulan di Lubuk Basung, Agam, 16 bulan di Pariaman, dan 12 bulan di Padang. Mungkin karena anaknya masih kecil atau karena alasan lainnya, akhirnya Siti Manggopoh dibebaskan. Namun, suaminya dibuang ke Manado.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KOMENTAR ANDA, KRITIK DAN SARAN DARI ANDA AKAN MEMBUAT BLOG INI BERMANFAAT !

Label

Translate

aku dan sabrina, my classmate

aku dan sabrina, my classmate